Monday, August 31, 2015

Sang Pereinkarnasi Tidak Ingin Curang. Bab1 - Bagian 2

Penterjemah Jepang ke Inggris: (VERSI INGGRIS )
Yukkuri Oniisan
Penterjemah Inggris ke Indonesia:
Yukkuri Oniisan

Bab 1. Apa Curang itu Perlu?
Bagian 2

Ketika kami sampai ke lapangan, pandangan semua orang segera tertuju pada kami.
Bersama-sama dengan Kepala Desa adalah 7 anak kecil berusia 6 hingga 8 tahun berserta orang tua mereka. Tim penguji terdiri dari 1 laki-laki berjubah dan 4 orang berbaju zirah. Mereka lebih muda dari yang aku kia. Selain itu tentu saja para penonton yang tidak punya kegiatan lebih baik lagi ---- yakni segenap penduduk desa menonton.
Uh, ini menyeramkan.
Tolong berhenti melihat ke arahku. Walaupun di kehidupan lampau untuk hobiku aku perlu berpergian ke perpustakaan, tapi aku ini sedikit hikkikomori (penyendiri), olah kaena itu menjadi pusat perhatian adalah sesuatu yang memberatkan untukku.

Mira, mengapa termenung? Apa badanmu masih tidak enak, nak?
Ah, Ya, terima kasih Pak Kepala Desa. Benjolanku masih sakit, tapi aku baik-baik saja. Terima kasih banyak.

Kepada Pak Kepala Desa yang telah menolong diriku sewaktu ku pingsan dan juga memberikan pengobatan, aku membungkukkan kepala sebagai tanda terima kasih.

Baiklah. Tapi apakah Gai sudah meminta maaf kepadamu?
Kalau untuk itu....

Gai menolengkan kepalanya dan tampak khawatir. Tampaknya dia masih berpikir kalau dia akan disisihkan dari ujian.

Akukan sudah minta maaf!? Aku sudah minta maaf, tahu.

Yah, aku pikir sedikit banyak dia sudah minta maaf.
Aku berhenti mempermainkan Gai, dan mengangguk.

Walaupun sebenarnya aku masih khawatir, aku pikir tidak akan ada masalah lagi.

Kepala Desa mengangguk dan menoleh ke arah pria berjubah dan kelompok berzirah.

Maaf membut Tuan menunggu lama. Anak ini adalah yang terakhir. Gai, kemari kesini, nak. Nah, beri salam kepada Tuan  Penyihir dan Tuan Ksatria penjaga dari ibu kota.

Gai dipanggil oleh Kepala Desa dan aku un bisa menarik nafas lega. Seperti yang sudah aku kira, aku tidak termasuk subyek ujian.
Jika aku terpilih maka desa akan menerima tunjangan dari negara, tentu saja keluargaku akan menerima sebagian besar tunjangan tersebut. Walaupun ini akan menjadi kisah yang bahagia mengingat anggota keluargaku banyak, namun saat ini aku sangat terganggu akan hal tersebut.
Di kehidupanku yang lampau, aku lahir dan dibesarkan pada zaman yang damai, jadi aku tidak dapat berbesar hati untuk meneima sistem kelas dan kondisi sosial di dunia ini. Maka dari itu, aku ingin punya waktu untuk belajar kearifan dunia ini dan mempersiapkan diriku sendiri.
Dalam 3 tahun, mungkin celah dalam ingatanku akan terisi, dan jikalau memang aku telah membuat sebuah kesepakatan mengenai kemampuan ‘curang’ (Cheat), maka aku dapat merencanakan sebuah tindakan penanggulangan untuk hal itu..... mungkin.

Tuan Penyihir tersenyum dan tertawa lalu meminta Gai untuk menaruh tangannya di atas bola kristal.
Apakah itu kristal untuk mengukur Tenaga Sihir? Wah, sangat klise sampai aku tidak dapat berkata-kata, lebih baik memperhatikan hal yag lain saja.

APA-APAAN ITU?
Kristal besar itu disemayamkan di atas bantalan yang diletakkan diatas kotak kayu yang biasa digunakan untuk memindahkan sayuran yang sudah dipanen. Hal itu masih bisa diterima. Namun, anehnya di dalam kristal tersebut terdapat manusia kerdil! Tidak hanya itu, 4 manusia kerdil!
Tinggi badan mereka setara dengan 3 kali tinggi kepala mereka. Mereka memakai tunik yang berwarna merah, biru, kuning dan hijau, Dengan mata bundar dan lucu mereka, mereka mengunci pandangan mereka ke arah diriku.
Aku menoleh ke belakang.
Tidak ada siapapun.
Waktu kami datang, para penonton mengeser diri mereka ke kiri dan kanan untuk membuka jalan bagi kami..... Cih, padahal tidak akan kenapa-kenapa tapi mereka tidak mengisi celah tersebut kembali.
Dengan menguatkan hatiku, aku menoleh kembali ke depan, para manusia kerdil masih melihat ke arah ku.

............. Imutnya.
Wah! Tidak, Berhenti, Aku! Mereka benar-benar Pembawa Bencana! Tidaklah baik untuk terpukau dengan mereka!
Sementar itu, Gai dengan takut-takut meletakkan tangannya di atas bola kristal.
Dan, salah seorang manusia kerdil yang memakai baju merah, menanggap dirinya. Dia menatap ke arah Gai, dan dengan mengangkat tangan kecil mungilnya, dia mengayunkannya ke sana dan ke sini dengan cepat.

Im-IMUT~Banget~!!
Apa ini? Apa ini? Ini sih terlalu~ imut~!
Tanpa ku sadari aku memandangi mereka dan tiba-tiba,
Sekelilingku menjadi riuh. Sanga be~ri~sik.

Bersinar!
Dia punya Tenaga Sihir!

Huh?
Tampaknya cuma aku yang berespon berbeda dari orang lain?

Karena sinarnya berwarna merah, berarti dia punya kecocokan dengan Roh Api. Sinarnya tadi sangat terang. Tenaga Sihirnya pasti besar.

Si penyihir dengan gemira memberi penjelasan.
Setelah Gai melepaskan tangannya, si orang kerdil menurunkan tangannya.
Kecuali aku, tampaknya semua orang melihat caaya keluar dari kristal. Cahayanya berwarna merah dan mereka menjelaskan kalau Gai memiliki kecocokan dengan Roh Api.------- Apa mungkin, orang-orng kerdil itu adalah Roh? Si berbaju merah tampak sangat gembira.

Lalu, aku akan pergi ke Akademi?
Ya. Walaupun kamu datang dari desa seperti ini kamu mesti belajar dengan tekun.
Eh? Tapi Mira masih belum ikut ujian kan?

Gai menoleh ke arah diriku, demikian juga dengan semua orang.
Sekali lagi, aku menjadi pusat perhatian. Ini ketiga kalinya dalam hari ini.
Kan dari tadi sudah kukatakan kalau aku ini masih 5 tahun!

Menurut catatan nama, anak laki-laki ini yang terakhir.

Seorang Ksatria yang lebih tua dari ke-3 lainnya, mengambil perkamen dari Kepala Desa dan memeriksanya.

Ya. Karena, Mira masih berusia 5 tahun.
Tapi dalam 10 hari dia akan berusia  6 tahun.
Akan tetapi, syarat untuk ujian adalah anak-anak yang genap berusia 6 tahun.
Ah, bukan. Syaratnya adalah “anak yang akan berusia 6 tahun pada tahun ini.

Mendengar koreksi dari si penyihir, Pak Kepala Desa tidak dapat berbicara apapun.

Nah lihatkan~, pada akhirnya Mira juga bisa ikut ujian.

Tutup mulutmu, Bodoh(BAKA)!
Ah, waktu tenggang 3 tahunku sirnalah sudah...

Kamu juga letakkan tanganmu di atas Bola Kristal.

Aku tidak dapat melarikan diri dari perintah si penyihir.
Aku pada akhirnya pasrah saja dan melakukan apa yang disuruh kepadaku, dan kemudian pada saat it, para orang kerdil – Salah, tampaknya mereka itu Roh, mereka menunggu diriku dengan senyuman yang bersinarr-sinar.
Tolong jangan melihat diriku dengan pandangan penuh harapan.
Para Roh mempunyai warna rambut dan mata seperti dengan warna baju mereka Rambut mereka tampak sangat lembut dan halus. Telinga mereka berujung runcing.
Baju tunik warna-warni mereka yang aku lihat dari jauh, mempunyai sulaman yang rumit, mereka juga memakai aksesori yang berbeda satu dengan yang lain. Bisa dikatakan kalau mereka itu sangat bergaya.
Aku menabahkan hatiku dan meletakkan tanganku ke atas bola.

OH!
Astaga naga!

Reaksi mereka sangat berbeda dibandingkan dengan waktunya Gai. Para Roh.... tangan mereka menari lepas kendali.

.....Em-Empat warna cahaya menari-nari!?

Para Roh melompat naik turun, menggoyangkan tangan mereka, sambil bergerak berputar-putar di dalam Bola Kristal. Mereka sangat bersemangat. Tampaknya di mata semua orang, mereka melihat 4 warna cahaya berkedap-kedip.

TERNYATA ‘CURANG’-NYA ADA~!!

Sungguh cahaya yang sangat indah!

Si penyihir menggengam tanganku erat.

Selamat bergabung di Akadami Sihir Kerajaan Filmeria.
Ahahahahaha.....

Aku tidak dapat berbuat apapun selain tertawa.
Sewaktu aku melepaskan tanganku dari bola kristal, para Ro berhenti menari dan saling melakukan tos satu sama salin.
Ah sangat menggemaskan, sekaigus sangat menyebalkan.
Ya, dasar setan-setan kecil. Tsk.

☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽


No comments:

Post a Comment